Laman

Senin, 07 Januari 2013

Artikel Bidang Belajar (Belajar Efektif)


BIDANG BELAJAR BIMBINGAN DAN KONSELING


1.      Belajar Efektif
Belajar yang efektif sangat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal peserta didik.
a.      Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi belajar efektif, di anataranya :
·         Kecerdasan (intelligent quotient);
·         Bakat (aptitude);
·         Minat (interest);
·         Motivasi (motivation);
·         Rasa percaya diri (self confidence);
·         Stabilitas emosi (emotional stability)
·         Komitmen (commitmen); dan
·         Kesehatan fisik.
b.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang memengaruhi belajar efektif, di antaranya:
·         Kompetensi guru (pendagogik, sosial, personal, dan professional);
·         Kualifikasi guru;
·         Sarana pendukung;
·         Kualitas teman sejawat;
·         Atmosfir belajar;
·         Kepemimpinan kelas; dan
·         Biaya.
Bird dan Bird (1945) dalam Learning More by Effective Study,  menjelaskan dari sisi gaya perilaku dalam proses pembelajaran di mana peserta didik dituntut untuk belajar melakukan aktivitas sebagai berikut.
a.       Compare, yaitu membandingkan, menerangkan persamaan dan perbedaannya.
b.      Contrast, yaitu membedakan, menerangkan perbedaan, kelainan dari benda, sifat, peristiwa atau masalah.
c.       Criticize, yaitu memberikan kritik (pertimbangan, analisa, strength, weakness, opportunity, dan threat).
d.      Define, yaitu memberikan batasan secara ringkas, otoritatif sehingga beda dengan yang lainnya.
e.       Describe, yaitu menguraikan secara panjang lebar, meriwayatkan dalam bentuk rangkaian cerita.
f.       Diagram, yaitu melukiskan, memberikan jawaban grafis dalam hal tertentu dengan menambahkan penjelasan.
g.      Discuss, yaitu memperbincangkan, melakukan analisa, memberikan alasan secara lengkap setuju atau tidak setuju.
h.      Enumerate, yaitu menyebutkan satu persatu, menuliskan dalam daftar atau garis besar dengan mengemukakan pokok-pokok bahasan secara ringkas satu persatu.
i.        Explain, yaitu menerangkan, menjelaskan, menafsirkan, menunjukan materi yang dikemukakan, memberikan alasan/sebab bagi perbedaan pendapat atau hasil.
j.        Evaluate, yaitu memberikan penilaian, baik SWOT, penilaian para ahli, maupun penilaian sendiri.
k.      Illustrate, yaitu memberikan contoh, memberikan suatu gambaran, lukisan, grafik, atau contoh yang nyata untuk menjelaskan suatu masalah.
l.        Interpret, yaitu menafsirkan, menerjemahkan, memberikan contoh, memberikan kepuasan, memberi suatu ulasan suatu pokok bahasab, biasanya dengan memeberikan pertimbangan denga hal tersebut.
m.    Justify, yaitu membenarkan, membuktikan, atau memberikan alasan bagi keputusan atau kesimpulan, berusaha dengan sungguh-sungguh dengan semua kemampuan untuk meyakinkan.
n.      List, yaitu membuat daftar, menyebutkan satu persatu, menuliskan suatu rangkaian pernyataan ringkas yang disebutkan sati persatu.
o.      Outline, yaitu membuat garis besar, menyusun suatu uraian dalm pokok-pokok bahasan utama dan pembagiannya lebih lanjut dengan menghilangkan perincian yang detail dan menekankan susunan dan penggolongan dari hal tersebut.
p.      Prove, yaitu membuktikan, mengemukakan pembuktian berdasarkan fakta atau memberikan alasan logis yang jelas.
q.      Relate, yaitu menghubungkan, menunjukan bahwa hal itu berhubungan satu sama lain atau bagaimana yang satu mengakibatkan yang lainnya, atau sama dengan yang lainnya.
r.        Review, yaitu meninjau, memeriksa secara kritis suatu pokok bahasan dengan menganalisa dan memberikan ulusan  terhadap pernyataan penting yang dibuat mengenai bahasan tersebut.
s.       State, yaitu menyatakan, mengemukakan pokok-pokok bahasan utama dalam rangkaian yang jelas dan singkat, biasanya dengan menghilangkan perincian-perincian, gambar, dan contoh-contoh.
t.        Summarize, yaitu memberi ringkasan, memberikan pokok-pokok bahasan utama atau fakta-fakta dalm bentuk yang diringkaskan, seperti dalam ringkasan dari satu bab, dengan menghilangkan perincian dan gambar.
u.      Trace, yaitu menguraikan perkembangan, menguraikan dalm bentuk cerita mengenai kemajuan, perkembangan, dan peristiwa historis dari mulai titik pangkal.
Selanjutnya Francis P. Robinson  menyatakan tentang Effective Study, terutama melalui kegiatan membaca dengan metode SQ 3 R, yaitu :
a.       Survey, yaitu menyelidiki terlebih dahulu untuk mendapat gambaran selintas mengenai isi/pokok yang akan dipelajari.
b.      Question, yaitu mengajukan pertanyaan dari pokok atau isi buku yang dibaca secara lintas.
c.       Read, yaitu membaca secara aktif untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang dibuat.
d.      Recite, yaitu mengucapkan kembali atas jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan dengan tidak melihat buku/menengok terhadap catatan kecil yang menjadi garis besar.
e.       Review, yaitu mengulangi stelah bab itu selesai, mengulangi apa yang dibacanya dengan memeriksa kertas catatannya. Jawaban garis besar dibaca secara sepintas sehingga mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai pokok-pokok yang diuraikan secara terpadu satu sama lainnya.
Referensi :
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.
      Bandung. PT Refika Aditama. (Halaman 57).

Artikel Bidang Belajar (Tingkatan Belajar)

 
BIDANG BELAJAR BIMBINGAN DAN KONSELING
1.      Tingkatan Belajar
Proses pembelajaran yang efektif harus memperhatikan tingakatan perkembangan peserta didik, baik dari sisi psikis maupun fisik. Tingkatan proses pembelajaran dapat terjadi dari mulai yang kongkret menuju abstrak; dari yang sederhana menuju kompleks; dan dari yang faktual menuju yang konsepsional. Gagne (1970) menjelaskan tingkatan belajar, yaitu sebagai berikut:
a.       Signal Learning, yaitu belajar memberi respons terhadap tanda-tanda, kedudukannya lebih tinggi dari refleks, misalnya memusatkan perhatian pada suara yang datang.
b.      Stimulus Response Learning, yaitu belajar perangsang-jawaban, misalnya memberi jawaban ketika ada pertanyaan.
c.       Chaining Learning, yaitu belajar melakukan rantai perbuatan sebagai satu kesatuan, misalnya belajar shalat merupakan satu kesatuan dari mulai takbir sampai salam.
d.      Verbal Association, yaitu belajar hubungan bahasa hubungan antara benda dengan namanya, hubungan subjek dengan sifatnya (paling sederhana), hubungan konsep dengan konsep, serta konsep dengan perilaku atau nilai (tinggi).
e.       Discrimination Learning, yaitu belajar melihat perbedaan, dan persamaan sesuatu dengan yang lainnya sehingga bisa mengemlompokan.
f.       Concept Learning, yaitu belajar pemahaman dan penggunaan konsep-konsep, misalnya konsep jujur, bahagia dan sebagainya.
g.      Rule Learning, yaitu belajar aturan-aturan yang ada di dalam lingkungannya, misalnya disiplin, perbedaan dan undang-undang dalil, dan sebagainya.
h.      Problem Solving Learning, yaitu belajar yang dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan, baik yang bersifat toeritis keilmuan maupun praktis dalam kehidupan.

  
Djadjuri (1980:8) membagi tentang tingkatan belajar kedalam empat tingkatan, yaitu sebagai berikut :
a.       Tingakatan persepsi (perpection), yaitu siswa berusaha memahami persoalan yang dihadapinya, para tahap ini dapat memungkinkan timbulnya motivasi belajar siswa.
b.      Tingkatan penemuan (discovey), yaitu mencari sendiri jawaban dalam rangka pemecahan masalah yang sedang dihadapinya.
c.       Tingkatan konsepsi (conception).
d.      Tingakatan interpretasi atau disebut juga tingkatan manipulasi.
Zuber-Skerritt (1992:41) menyatakan tentang Development Steps of Learning Teaching, and Metalearning, sebagai berikut.
Tabel
Development Steps of Learning, Teaching , and Metalearning

Step

Learning

Teaching

Metalearning
1.       
Comprehend it
Provide simple concept and rules.
Get information about programme alms, requirements, standars, etc.
2.       
Knock it
Teach specifics (questioning the rule of concept).
Became aware of different approach, learning process, research methods, and epistimologies.
3.       
Modify it
Review principles and concept in deft i.e.  rebuild a new model in a relativistic form
Learn to do research through problem solving, a dialectic process of analysis and synthesis, and through metacognition of research effectiveness.


Referensi :
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.
      Bandung. PT Refika Aditama. (Halaman 29 ).