BIDANG BELAJAR BIMBINGAN DAN
KONSELING
1.
Tingkatan
Belajar
Proses pembelajaran yang efektif harus memperhatikan
tingakatan perkembangan peserta didik, baik dari sisi psikis maupun fisik.
Tingkatan proses pembelajaran dapat terjadi dari mulai yang kongkret menuju
abstrak; dari yang sederhana menuju kompleks; dan dari yang faktual menuju yang
konsepsional. Gagne (1970)
menjelaskan tingkatan belajar, yaitu sebagai berikut:
a. Signal Learning, yaitu
belajar memberi respons terhadap tanda-tanda, kedudukannya lebih tinggi dari
refleks, misalnya memusatkan perhatian pada suara yang datang.
b. Stimulus Response Learning, yaitu
belajar perangsang-jawaban, misalnya memberi jawaban ketika ada pertanyaan.
c. Chaining Learning, yaitu
belajar melakukan rantai perbuatan sebagai satu kesatuan, misalnya belajar
shalat merupakan satu kesatuan dari mulai takbir sampai salam.
d. Verbal Association, yaitu
belajar hubungan bahasa hubungan antara benda dengan namanya, hubungan subjek
dengan sifatnya (paling sederhana), hubungan konsep dengan konsep, serta konsep
dengan perilaku atau nilai (tinggi).
e. Discrimination Learning, yaitu
belajar melihat perbedaan, dan persamaan sesuatu dengan yang lainnya sehingga
bisa mengemlompokan.
f. Concept Learning, yaitu
belajar pemahaman dan penggunaan konsep-konsep, misalnya konsep jujur, bahagia
dan sebagainya.
g. Rule Learning, yaitu
belajar aturan-aturan yang ada di dalam lingkungannya, misalnya disiplin,
perbedaan dan undang-undang dalil, dan sebagainya.
h. Problem Solving Learning, yaitu
belajar yang dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan, baik yang
bersifat toeritis keilmuan maupun praktis dalam kehidupan.
Djadjuri
(1980:8)
membagi tentang tingkatan belajar kedalam empat tingkatan, yaitu sebagai
berikut :
a. Tingakatan
persepsi (perpection), yaitu siswa
berusaha memahami persoalan yang dihadapinya, para tahap ini dapat memungkinkan
timbulnya motivasi belajar siswa.
b. Tingkatan
penemuan (discovey), yaitu mencari
sendiri jawaban dalam rangka pemecahan masalah yang sedang dihadapinya.
c. Tingkatan
konsepsi (conception).
d. Tingakatan
interpretasi atau disebut juga tingkatan manipulasi.
Zuber-Skerritt
(1992:41)
menyatakan tentang Development Steps of
Learning Teaching, and Metalearning, sebagai berikut.
Tabel
Development Steps of Learning,
Teaching , and Metalearning
Step
|
Learning
|
Teaching
|
Metalearning
|
1.
|
Comprehend
it
|
Provide
simple concept and rules.
|
Get
information about programme alms, requirements, standars, etc.
|
2.
|
Knock
it
|
Teach
specifics (questioning the rule of concept).
|
Became
aware of different approach, learning process, research methods, and epistimologies.
|
3.
|
Modify
it
|
Review
principles and concept in deft i.e. rebuild
a new model in a relativistic form
|
Learn
to do research through problem solving, a dialectic process of analysis and
synthesis, and through metacognition of research effectiveness.
|
Referensi :
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana, 2009. Konsep
Strategi Pembelajaran.
Bandung.
PT Refika Aditama. (Halaman 29 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar