Laman

Senin, 07 Januari 2013

Artikel Bidang Belajar (Tingkatan Belajar)

 
BIDANG BELAJAR BIMBINGAN DAN KONSELING
1.      Tingkatan Belajar
Proses pembelajaran yang efektif harus memperhatikan tingakatan perkembangan peserta didik, baik dari sisi psikis maupun fisik. Tingkatan proses pembelajaran dapat terjadi dari mulai yang kongkret menuju abstrak; dari yang sederhana menuju kompleks; dan dari yang faktual menuju yang konsepsional. Gagne (1970) menjelaskan tingkatan belajar, yaitu sebagai berikut:
a.       Signal Learning, yaitu belajar memberi respons terhadap tanda-tanda, kedudukannya lebih tinggi dari refleks, misalnya memusatkan perhatian pada suara yang datang.
b.      Stimulus Response Learning, yaitu belajar perangsang-jawaban, misalnya memberi jawaban ketika ada pertanyaan.
c.       Chaining Learning, yaitu belajar melakukan rantai perbuatan sebagai satu kesatuan, misalnya belajar shalat merupakan satu kesatuan dari mulai takbir sampai salam.
d.      Verbal Association, yaitu belajar hubungan bahasa hubungan antara benda dengan namanya, hubungan subjek dengan sifatnya (paling sederhana), hubungan konsep dengan konsep, serta konsep dengan perilaku atau nilai (tinggi).
e.       Discrimination Learning, yaitu belajar melihat perbedaan, dan persamaan sesuatu dengan yang lainnya sehingga bisa mengemlompokan.
f.       Concept Learning, yaitu belajar pemahaman dan penggunaan konsep-konsep, misalnya konsep jujur, bahagia dan sebagainya.
g.      Rule Learning, yaitu belajar aturan-aturan yang ada di dalam lingkungannya, misalnya disiplin, perbedaan dan undang-undang dalil, dan sebagainya.
h.      Problem Solving Learning, yaitu belajar yang dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan, baik yang bersifat toeritis keilmuan maupun praktis dalam kehidupan.

  
Djadjuri (1980:8) membagi tentang tingkatan belajar kedalam empat tingkatan, yaitu sebagai berikut :
a.       Tingakatan persepsi (perpection), yaitu siswa berusaha memahami persoalan yang dihadapinya, para tahap ini dapat memungkinkan timbulnya motivasi belajar siswa.
b.      Tingkatan penemuan (discovey), yaitu mencari sendiri jawaban dalam rangka pemecahan masalah yang sedang dihadapinya.
c.       Tingkatan konsepsi (conception).
d.      Tingakatan interpretasi atau disebut juga tingkatan manipulasi.
Zuber-Skerritt (1992:41) menyatakan tentang Development Steps of Learning Teaching, and Metalearning, sebagai berikut.
Tabel
Development Steps of Learning, Teaching , and Metalearning

Step

Learning

Teaching

Metalearning
1.       
Comprehend it
Provide simple concept and rules.
Get information about programme alms, requirements, standars, etc.
2.       
Knock it
Teach specifics (questioning the rule of concept).
Became aware of different approach, learning process, research methods, and epistimologies.
3.       
Modify it
Review principles and concept in deft i.e.  rebuild a new model in a relativistic form
Learn to do research through problem solving, a dialectic process of analysis and synthesis, and through metacognition of research effectiveness.


Referensi :
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.
      Bandung. PT Refika Aditama. (Halaman 29 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar