BIDANG KARIR BIMBINGAN DAN
KONSELING
1.
Mengenal
Macam-macam Metodologi Mengajar
Sebagai orang guru, kita harus mengenal
bermacam-macam metodologi mengajar, agar kegaitan belajar mengajar (KMB)
bejalan secara variatif, sehingga guru dan murid sama-sama semangat dalam
menjalani proses KMB.
Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang
terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam
melakukan suatu kegiatan, sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan
tujuan pengajaran tercapai.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang
telah dirumuskan oleh pendidik, maka pendidik, maka pendidik perlu mengetahui
dan mempelajari beberapa metode mengajar, lalu mempraktikkan pada saat
mengajar. Ada beberapa metode mengajar yang perlu diketahui oleh pendidik.
a.
Metode
Ceramah (Preching Menthod)
Metode ceramah yaitu
sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dengan pengetahuan secara
lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode
ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur
atau rujukan yang sesuai dengan jangkuan daya beli dan paham siswa. Namun
demikian, ada beberapa kelemahan metode ceramah :
·
Membuat siswa pasif.
·
Mengandung unsur paksaan pada siswa.
·
Membendung daya kritis siswa (Daradjat,
1985)
·
Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan
belajar anak didik.
·
Kegiatan pengajaran menjadi verbalistik
(pengertian kata-kata)
·
Membosankan. (Syaiful Bahri Djamarah,
2000).
Selain terdapat beberapa kelemahan,
metode ceramah juga memiliki beberapa kelebihan.
·
Guru mudah mengusai kelas
·
Guru mudah menerangkan bahan pengajaran
berjumlah besar.
·
Dapat diikuti anak didik dalam jumlah
besar.
·
Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000).
b.
Meode
diskusi (Discussion Method)
Muhibbin Syah (2000)
mendefinisikan metode diskusi sebagai metode meengajar yang sangat erat
hubungannya dengan memcahkan masalah (problem
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Ada beberapa
manfaat yang diperoleh jika metode diskusi ini dapat diaplikasikan dalam proses
belajar.
·
Mendorong siswa berpikir kritis.
·
Mendorong siswa mengekspresikan
pendapatnya secara bebas.
·
Mendorong siswa menyumbangkan buah
pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
·
Mengambil satu alternatif jawaban atau
beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan
yang seksama.
Di
smaping itu, metode diskusi juga memiliki bebrapa kelebihan.
·
Menyadarkan anak didik bahwa masalah
dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
·
Menyadarkan anak didik bahwa dengan
berdiskusi mereka bisa saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga
dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
·
Membiasakan anak didik untuk
mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan
membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Tapi metode diskusi
juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut :
·
Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang
besar.
·
Peserta diskusi mendapat informasi yang
terbatas.
·
Dapat dikuasai oleh orang-orang yang
suka berbicara.
·
Biasanya orang menghendaki pendekatan
yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
c.
Metode
Demokratis (Demonstration Method)
Metode demokrasi adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kepribadian, aturan dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara lansung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi yang sedang
disajikan. Muhibbin Syah (2000). Manfaat psikologis dari metode demonstrasi
antara lain:
·
Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
·
Proses belajar siswa lebih terarah pada
materi yang sedang dipelajari.
·
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran
lebih melekat dalam diri siswa. (Daradjat,1985)
Selain
itu, metode demostrasi juga memiliki kelebihan sebagai berikut :
·
Membantu anak didik memahami denga jelas
jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
·
Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
·
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret, dengan mengahadirkan objek sebernarnya. (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000).
Namun
demikian, metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
·
Anak didik terkadang sukar melihat
dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
·
Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
·
Sukar dimengerti bila didemonstrasikan
oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan. (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000).
d.
Metode
Karya Wisata
Metode karya wisata
adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat
atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu,
seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, tokoh serba ada, dan
sebagainya.
Kadang-kadang dalam
proses belajar mengajar, siswa perlu diajak ke luar sekolah untuk meninjau
tempat tertentu atau objek yang lain. Menurut Roestiyah (20001:85), karya
wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi belajar atau memperdalam suatu pelajaran
dengan melihat kenyataannya. Namun, sebelum karya wisata dilaksanakan sebagai
metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan, menurut Mulyasa
(2005:112), antara lain:
·
Menentukan sumber-sumber masyarakat
sebagai sumber belajar mengajar.
·
Mengamati kesesuaian sumber belajar
dengan tujuan dan program sekolah.
·
Menganalisis sumber mengajar berdasarkan
nilai-nilai pedagogis.
·
Menghubungkan sumber belajar dengan
kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karya wisata menunjang dan sesuai
dengan tuntutan kurikulum.
·
Membuat dan mengembangkan program karya
wisata secara logis dan sistemaats.
·
Melaksanakan karya wisata sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi
pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif.
·
Menganalisis tujuan karya wisata, telah
tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau
kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah
membantu, membuat laporan karya wisata dan catatan untuk bahan karya wisata
yang akan datang.
Agar penggunaan teknik
karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan
langkah-langkah berikut:
·
Masa persiapan.
·
Masa pelaksanaan karya wisata.
·
Masa akhir karya wisata.
e.
Metode
Discovery
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini
banyak digunakan disekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Metode discovery merupakan
suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan
sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan
lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan menggunakan
strategi penemuan, anak belajar mengusai salah satu metode ilmiah yang akan
dapat dikembangakannya sendiri.
Menurut Suryosubroto,
langkah-langkah pelaksanakan metodde penemuan adalah sebagi berikut :
·
Mengidentifikasi
kebutuhan siswa.
·
Menyeleksi
prinsip-prinsip, pengertian, konsep, dan generalisasi yang akan dipelajari.
·
Menyeleksi
bahan, problem, dan tugas-tugas.
·
Membantu
memperjelas problem yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa.
·
Mempersiapkan
setting kelas dan alat-alat yang
diperlukan.
·
Mengecek
pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.
·
Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
·
Membantu
siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa.
·
Memimpin
analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi
proses.
·
Merangsang
terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa.
·
Memuji
dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses pertemuan.
·
Membantu
siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
v Referensi:
Asmani,
Jamal Ma’mur. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.
Jogjakarta.
PT DIVA Press . (Halaman 138)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar